Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Template

Powered by Blogger

SELAMAT DATANG DI KUBU JINGGA,BLOG YANG BERISI APA SAJA.

Senin, 03 Mei 2010

Mesabat-Sabatan Biu--Tes Menyaring Calon Pemimpin



TENGANAN seakan tidak pernah habis menyuguhkan budaya unik. Seperti tradisi Masabat-Sabatan Biu (perang pisang) yang ada di desa Tenganan Dauh Tukad. Tradisi ini dilangsungkan setiap bulan ketiga menurut penanggalan Tenganan untuk mencari calon pemimpin.

Upacara yang merupakan rangkaian dari Usaba Sambah ini memiliki makna psikotest bagi calon pemimpin, sehingga nantinya bisa menjadi pemimpin yang tangguh.

Dua orang anak muda akan tampilsebagai calon pemimpin yang disebut saya (calon pemimpin) dan penampih (wakil calon pemimpin). Sebelum dimulai perang biu, kasinoman (anggota teruna) berkeliling desa mencari buah seperti pisang dan kelapa yang akan dijadikan sarana diladang warga. Lalu, kasinoman ini istirahat di depan Pura Dalem Majapahit. Tidak lama berselang, setelah pemangku usai sembahyang di Bale Agung, barulah dibunyikan kulkul, sebagai tanda saya dan penampih mulai berjalan menuju Bale Agung. Saat berjalan itulah, kedua calon pemimpin ini disoraki oleh kasinoman. Selanjutnya, kasinoman menjadikan keduanya sasaran tembak dalam perang biu tersebut.

Dalam perang biu ini juga ada aturannya. Dimana, kasinoman saat melempar saya dan penampih harus sambil memilikul kelapa sekitar 20 butir. Sedangkan saya dan penampih membawa tegen-tegenan sok besar. Kelapa yang dibawa juga tidak boleh jatuh. Kalau ampai terjatuh, yang membawa dikenakan denda sebesar harga kelapa yang jatuh. ‘’Setiap anggota yang akan naik Teruna pasti mejalani prosesi ini, ini sebagai bentuk ujian mental,’’terang Kelian Teruna, Komang Budiana.

Dalam perang biu, bagian yang tidak boleh diserang adalah organ tubuh bagian kepala. Usai dilakukan perang biu anak-anak diberikan makan bergibung disebuah bale panjang. Gibungan yang dibuatkan berupa urap-urapan dari pisang yang dicampur kelapa parut. Tujuannya, agar anak-anak juga ikut menikmati.

Selain prosesi mencari calon pemimpin, tradisi ini juga serangkaian dengan Usaba Sambah (mageret pandan) yang akan dilakukan dua bulan mendatang. Dalam upacara ini, dibuatkan jajan sebagai gantungan. Jajan yang dijadikan gantungan ini dibuat dalam berbagai bentuk kehidupan dibumi seperti lambang bulan, tumbuhan, binatang dan kehidupan lainnya. dek.

Tidak ada komentar: