Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Template

Powered by Blogger

SELAMAT DATANG DI KUBU JINGGA,BLOG YANG BERISI APA SAJA.

Selasa, 25 Mei 2010

Taman Soekasada Oejoeng --Peninggalan Raja Karangasem


KARANGASEM—
Taman Soekasada Oejoeng merupakan salah satu tempat wisata peninggalan Raja Karangasem, yang bangunannya dikelilingi air sehingga populer dengan sebutan Water Palace.

Bangunan yang ada merupakan akulturasi arsitektur tradisional Bali dengan arsitektur gaya Eropa. Ini merupakan saksi bisu kejayaan Kerajaan Karangasem dimasa lalu.
Untuk mencari Taman Ujung tidaklah terlalu sulit. Jaraknya hanya sekitar 2 km dari pusat Kota Amlapura. Jalanan menuju Taman Ujung melewati hamparan sawah yang masih hijau.

Taman Ujung bukan hanya dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara. Karena diyakini menyimpan aura mistik, tidak jarang penekun spriritual dari berbagai daerah sengaja datang kesana.

Penglingsir Puri Karangasem yang juga bendahara Taman Ujung, AA Sudiksa Jelantik, mengaku, taman air ini kerap didatangi penekun spiritual untuk mencari insprirasi.

Beberapa bangunan yang diyakini memiliki kekuatan gaib diantaranya Kolam Dirah yang berada disebelah tenggara taman. Kolam berukuran 20x20 meter terdapat pelinggih yang diyakini stana Ida ratu Dirah, seorang ratu Kerajaan di Pulau Jawa yang bernama Raden Girah. Kolam ini dibangun sekitar tahun 1910. Oleh Raja kala itu, bangunan ini digunakan untuk menguji kesaktian seseorang yang dituduh memiliki ilmu hitam. ‘’Terduduh akan diminta bermalam ditempat ini,’’ujar Sudiksa. Kalau tertuduh esoknya meninggal, maka orang tersebut memang benar menguasai ilmu hitam.

Selain Kolam Dirah, dibagian barat laut juga ada bangunan yang disebut bale warak. Dalam bangunan ini ada sebuah patung badak dengan dua tiang megah yang dibangun tahun 1928. Bangunan ini adalah monumen dimana saat itu Raja Karangasem sudah menggelar upacara meligya. Oleh ahli kebatinan, Bale Warak ini dijadikan tempat memohon keselamatan. Diareal bangunan ini juga ada sebuah patung Singamara dan bagian bawahnya patung lembu. Namun kondisi dilingkungan bangunan kurang terawat.

Hampir semua bangunan yang kini dalam proses pemugaran memiliki makna dan fungsi tersendiri. Beberapa bangunan yang dipugar seperti bangunan bale bundar, yang merupakan tempat raja bersemadi. Bale Lunjuk sebagai tempat tertinggi dari bangunan disana menyimpan makna yang dalam. Sementara itu, keberadaan dua kolam pengapit merupakan simbol neraca lambang keadilan dimana Balai Gili Kambang dan Balai Wantilan Kambang merupakan bebannya. Jembatan menuju Balai Kambang terdiri dari enam pilar gapura yang melambangkan enam pikiran gelap manusia (sad ripu).

Taman Ujung Dipersimpangan Jalan
Keindahan dan eksotisme yang ditawarkan Taman Soekasada Ujung mampu mengundang decak kagum wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Meski beberapa kali diguncang bencana seperti meletusanya Gunung Agung dan gempa bumi, namun Taman Ujung masih tetap berdiri kokoh. Hanya saja, kemolekan yang dimiliki ternyata kurang dipromosikan sehingga taman Ujung kurang dikenal.

Beberapa pelaku wisata sangat menyayangkan kondisi ini. Promosi wisata yang dilakukan pemerintah daerah selama ini ternyata belum menyentuh Taman Ujung. Sehingga sangat tidak mengherankan kalau peninggalan Raja Karangasem ini kurang dikenal oleh masyarakat luar.

Kerukunan Antar Umat Tetap Terjaga
Seperti yang termuat dalam sejarah, keberadaan Taman Sukasada Ujung ini keberadaanya tidak lepas dari perjalanan sejarah Kerajaan Karangasem. Meski agama yang dianut oleh masyarakat mayoritas Hindu, namun mereka mampu hidup berdampingan secara damai dengan umat Muslim.

Menurut tokoh Puri Kanginan AA Sudiksa Jelantik mengatakan, warga Muslim yang menempati wilayah Ujung ini sudah bermukim ketika Taman itu mulai dibangun oleh Raja Karangasem. Muslim yang ada di Taman Ujung adalah penduduk pendatang dari Lombok. Hubungan historis yang ada hingga kini masih terjaga dengan baik. Dimana, bila ada acara di Puri Karangasem, warga Muslim ini pasti didatangkan. dek.

Tidak ada komentar: