Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Template

Powered by Blogger

SELAMAT DATANG DI KUBU JINGGA,BLOG YANG BERISI APA SAJA.

Rabu, 30 Juni 2010

Nyegara Gunung Di Pura Candidasa ---Prosesi Berjalan 4 Km Jadi Tontonan


AMLAPURA—

Upacara Nyegara Gunung di Pura Candidasa yang merupakan rangkaian dari Aci Sumbu berhasil mengundag decak kagum wisatawan asing. Persembahyangan di Pura yang didirikan oleh Sri Aji Jayapangus ini diikuti oleh ribuan umat Hindu. Tidak sedikit tourist yang berlibur ditempat wisata ikut melakukan persembahyangan dipura tersebut.

Prosesi upacara diawali dengan berjalan kaki sepanjang 4 km oleh masyarakat Desa Bugbug. Berjalan kaki ini dimulai dari pura Bale Agung Desa Bugug hingga Pura Candidasa. Prosesi berjalan kaki ini diiringi dengan irama Baleganjur yang menambah mistisnya perjalanan.

Menurut Wakil Kelian Baga Parahyangan Desa Adat Bugbug I Wayan Terang Pawaka mengatakan, Pura Candidasa ini didirikan pada tahun Caka 1112 oleh Raja Bali kala itu Sri Aji Jayapangus.

Pura ini merupakan lambang penyatuan paham Siwa dengan Budha. Sehingga, didalam pura ini terdapat dua buah pelinggih. Pelinggih yang bagian atas merupakan altar pemujaan Siwa yang diwujudkan dalam bentuk Lingga Yoni dan bagian wabah merupakan pemujaan Budha yang diwujudkan dalam bentuk Hariti, yakni patung dengan menggendong 10 anak.

Ditempat pemujaan Hariti, orang yang selama perkawinannya tidak bisa memiliki keturunan bisa memohon keturunan ditempat pemujaan ini. Tidak jarang orang selama ini melakukannya.

Upacara Nyegara Gunung ini dilakukan setiap tahun tepatnya pada pangelong 1,2 dan 3 nuju Beteng. ‘’Upacara di Pura Candidasa ini merupakan upacara penyineb dari rangkaian upacara di Desa Bugbug,’’ujar Pawaka.

Dalam upacara ini juga ada prosesi pajeg yang merupakan lambang Rwa Bineda yang dilanjutkan dengan aci piodalan. Setelah itu ada prosesi unik yakni masolahan. Dimana, Pemangku istri menghaturkan Pendet Dedari dan pemangku pria matetanduran (menanam) bija ratus digunung. ‘’Setelah itu barulah dilakukan nayub yang dimulai oleh pengangon (penggembala) disusul pemangku, karma desa dan terakhir karma saya,’’paparnya.

Selain aci tahunan ini, setiap enam bulan juga ada Upacara Ngripig yang merupakan ritual memohon hujan. Upacara ini jatuhnya setiap Anggara Kasih yang dilakukan saat dimulainya menanam disawah. dek.

Tidak ada komentar: