Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Template

Powered by Blogger

SELAMAT DATANG DI KUBU JINGGA,BLOG YANG BERISI APA SAJA.

Minggu, 11 April 2010

Air Lima Rasa di Bawah Gunung Lempuyang



UNIK dan menarik. Itulah ungkapan yang akan terlontar ketika kita mencicipi rasa air yang keluar dari lima buah klebutan (mata air bawah tanah) di Dusun/Banjar Bangle, Desa Bunutan, Abang, Karangasem. Lima mata air tersebut memiliki rasa yang berbeda-beda.

Lokasi klebutan tersebut berada dibawah perbukitan gunung Lempuyang. Untuk mencapai lokasi mata airnya, warga maupun wisatawan yang hendak kesana harus berjalan kaki sejauh lebih kurang 3 km untuk mencapai klebutan pertama. Selanjutnya,untuk mencapai klebutan lainnya, pengunjungpun harus naik bukit lebih tinggi dengan kondisi tanahnya yang lumayan licin.

Menurut keyakinan masyarakat setempat, air dengan rasa berbeda ini dipercaya mampu mengobati berbagai macam penyakit seperti mengobati kencing manis, kencing batu maupun penyakit lainnya. Tidaklah mengherankan jika klebutan tersebut ramai dikunjungi warga yang memohon kesembuhan. Mereka kebanyakan berasal dari Buleleng, Ubud, Gianyar maupun daerah lainnya. Tidak jarang, warga maupun wisatawan sengaja datang hanya untuk mencicipi rasa airnya yang dinilai unik.

Diklebutan pertama rasa air yang keluar dari tanah masam, seperti rasa buah asam. Jika dirasa-rasakan, setelah mencoba meminumnya, lidah akan terasa keset. Selanjutnya klebutan kedua yang berada sekitar 500 meter dari lokasi pertama memiliki rasa pahit. Sebelum sampai ditenggorokan, rasanya rada-rada masam (seperti rasa nano-nano). Bila kita terus naik akan tiba di klebutan ketiga dengan rasa manis. Klebutan keempat yang ada diatasnya memiliki dua rasa yakni rasa tawar dan asam. Sementara itu, klebutan kelima kembali berasa asam seperti klebutan pertama.
Lokasi klebutan kedua nampak sangat memprihatinkan, karena dekat pancuran air kondisi tanahnya labil dan sering longsor.

Menurut kelian banjar setempat, I Nyoman Pande, air klebutan dengan lima rasa yang berbeda tersebut sudah ditemukan ratusan tahun lalu. Namun, keberadaannya mulai terkenal sekitar tahun 1980-an. Keberadaan air klebutan dengan lima rasa tersebut masih memiliki hubungan dengan keberadaa Pura Lempuyang. Hanya saja diakui, dirinya tidak mengetahui secara jelas hubungannya.

Keberadaan kelima klebutan tersebut sangat disucikan oleh warga. Warga yang datang kesana juga tidak bisa sembarangan. Biasanya, warga yang sedang kecuntaka (seperti datang bulan) tidak diperkenankan mengunjungi klebutan tersebut. Setiap tahun tepatnya pada Purnama Ketiga (dalam perhitungan kalender Bali), kelima klebutan tersebut diupacari oleh warga Banjar setempat. Dalam setiap upacara di pura-pura setempat, klebutan tersebut juga menjadi tempat melasti (mesucian).dek.

Tidak ada komentar: