Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Template

Powered by Blogger

SELAMAT DATANG DI KUBU JINGGA,BLOG YANG BERISI APA SAJA.

Kamis, 01 April 2010

Warga Tenganan Sucikan Kerbau


SELAIN terkenal karena perang pandan (Mageret Pandan) yang dipercayai mampu mengusir segala malapetaka, desa tua Tenganan Pegringsingan kita juga menemukan adanya banyak kerbau yang hidup secara liar dan konon, menurut cerita kerbau itu tidak boleh dipelihara warga.

Menurut tokoh Desa Adat Tenganan I Nyoman Sadra mengatakan, Kerbau yang hidup liar di Tenganan Pegringsingan sangat dihormati oleh warga Tenganan. Kerbau-kerbau ini sudah ada sejak zaman dahulu. Dikatakan, tidak ada catatan sejarah yang jelas menyebutkan sejak kapan ada kerbau di Tenganan Pegringsingan.

Kerbau-kerbau yang ada di Tenganan ini juga tidak bisa dibunuh secara sembarangan. Kerbau ini hanya boleh digunakan untuk upacara yang jatuhnya setiap tahun sekali. Untuk keperluan upacara, itupun tidak sembarangan yang bisa digunakan. Kerbau yang bisa digunakan untuk upacara adalah Kerbau jantan yang bersih tanpa noda. Dalam artian, kerbau tersebut tidak boleh ada cacat fisiknya seperti luka. Sementara itu, kerbau betina hanya digunakan untuk induk semata. ’’Yang biasa digunakan untuk upacara biasanya hanya kerbau jantan. Sedangnya yang betina hanya untuk induk’’jelasnya.

Penggunaan kerbau untuk upacara juga tidak bisa dilakukan sembarangan. Sebelum dipotong untuk upacara, kerbau tersebut terlebih dahulu dibawa ke Pura Kandang untuk dimintakan ijin. Pura Kandang yang berada ditengah perkampungan desa setempat disungsung oleh warga Tenganan.

Hingga saat ini populasi kerbau di Tenganan Pegringsingan kurang lebih sebanyak 30 ekor. Pihak desa tidak pernah melakukan pembatasan terhadap populasi Kerbau. Pembatasan populasi hanya terjadi secara alamiah. Dimana, kerbau tersebut akan mati dengan sendirinya karena kesalahan makan (seperti makan belalang unggas) maupun terpeleset ke sungai. ’’Yang jelas kita tidak boleh melakukan pembunuhan dengan sengaja kerbau yang ada’’tuturnya.

Menariknya, kerbau yang ditemukan mati tidak akan dikubur sembarangan oleh sembarang orang. Penguburan kerbau-kerbau yang ditemukan mati ini dilakukan oleh sekelompok orang yang tergabung dalam semacam organisasi yang disebut Gumi Pulangan. Ketika melakukan penguburan orang-orang yang tergabung dalam Gumi Pulangan ini tidak bisa menggunakan pakaian sembarangan. Mereka dalam melakukan penguburan menggunakan pakaian adat lengkap Desa Adat Pegringsingan dengan membawa keris. dek.

Tidak ada komentar: