Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Template

Powered by Blogger

SELAMAT DATANG DI KUBU JINGGA,BLOG YANG BERISI APA SAJA.

Minggu, 04 April 2010

Ritual Bersuka Ria Para Dewa


BEBERAPA desa yang ada di Karangasem memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi desa wisata. Bagaimana tidak, di Kabupaten yang sempat luluh lantak akibat letusan gunung Agung beberapa puluh tahun silam ini ternyata menyimpan berbagai kebudayaan unik. Salah satunya Meamian-amianan yang ada di Desa Adat Asak, Kecamatan Karangasem.

Tradisi Meamian-amianan ini dilakukan pada Purnama Kedasa (kesepuluh) tiap dua tahun sekali. Menurut warga setempat, Meamian-aminan ini merupakan warisan turun-temurun dari leluhur desa setempat. Yang mereka tahu, upacara ini akan dilaksanakan setiap dua tahun sekali, pada bulan Kedasa (menurut penanggalan Bali, Red). Menurut kepercayaan selama ini, upacara ini dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa.

Sebelum upacara inti Meamian-amianan dilaksanakan, terlebih dahului dimulai dengan beberapa prosesi. Rentang waktu pelaksanaannya juga umayan panjang. Salah satu prosesi yang mendahului yakni kegiatan melasti yang disusul dengan tuhunan teruna (pengukuhan pemuda secara adat). Selajutnya dilakukan Meyaban dan nyolahang Ida Betara yang dilakukan pada malam hari.

Meamian-aminanan biasanya dilakukan oleh warga desa laki-laki. Upacara ini dilakukan di Pura Desa setempat. Upacara ini dilakukan dengan mengarak Jempana tempat pretima (benda sacral).

Awalnya, Jempana diarak menuju Beji Toya Ijeng yang jaraknya sekitar sati kilometer dari Pura Desa. Di Beji Ijeng, Jempana yang diarak tersebut disucikan. Sekembalinya dari Beji Toya Ijeng, barulah dilakukan aksi saling menyogok antara pemundut jempana yang satu dengan pemundut Jempana lainnya. Saat sogok-menyogok berlangsung, diyakini ada kekuatan niskala (gaib) yang ikut menggerakkannya.

Menurut Kepercayaan warga setempat Meamian-amianan ini diyakini sebagai pesta para dewa. Bahkan, kekuatan yang tidak kelihatan tersebut bisa mendorong pemundutnya sampai ke desa tetangga. Setelah para Dewa puas berpesta Meamian-amianan, barulah jempana tersebut dibawa kembali untuk selanjutnya di stanakan di Bale Agung. Habis itu, barulah upacara dimulai.dek.

Tidak ada komentar: