Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Template

Powered by Blogger

SELAMAT DATANG DI KUBU JINGGA,BLOG YANG BERISI APA SAJA.

Minggu, 11 Juli 2010

Taman Ujung, Tempat Refresing Raja Karangasem Tempo Dulu


TAMAN Soekasada Oejoeng (Sukasada Ujung) merupakan salah satu tempat wisata peninggalan Raja Karangasem, yang bangunannya dikelilingi air sehingga populer dengan sebutan Water Palace. Taman Ujung dibangun pada masa pemerintahan Raja Karangasem AA Gde Djelantik tahun 1901.

Gaya bangunan yang disuguhkan merupakan akulturasi arsitektur budaya tradisional Bali dengan arsitektur gaya Eropa. Ini merupakan saksi bisu kejayaan Kerajaan Karangasem dimasa lampau.

Kini, Taman Sukasada Ujung dikelola oleh suatu badan yang bernama Badan Pengelola Warisan Budaya Taman Sukasada Ujung. Menurut badan pengelola I Nyoman Matal, Taman Ujung dibangun sebagai tempat refresing Raja kala itu. ‘’Sebagai kepala pemerintahan, Taman Ujung ini dijadikan tempat refresing dan menerima tamu-tamu kerajaan kala itu,’’ujar mantan Ketua DPRD Karangasem tersebut.

Diceritakan, lokasi Taman Ujung itu sendiri sebenarnya membelah sebuah sungai yang bernama sungai Lebah. Saat Taman Ujung dibangun, sungai dipindahkan kearah timur. Selanjutnya, areal sepanjang bekas sungai tersebut dibanguni kolam dan Bale Gili yang merupakan tempat peristirahatan raja.

Sungai yang sekarang, dulunya adalah parangan. Saat mengubah parangan menjadi sungai, oleh raja, pekerja saat itu diupah dengan beras. ‘’Upahnya dihitung sesuai jumlah batu yang berhasil dipotong,’’tegasnya. ‘’Saat itu kan belum ada alat-alat berat, jadi batu terpotong sedikit demi sedikit,’’imbuhnya seraya mengatakan kakeknya dulu ikut ngayah memotong parangan untuk membuat jalan sungai.

Taman Ujung bukan hanya dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara. Karena diyakini menyimpan aura mistik, tidak jarang penekun spriritual dari berbagai daerah sengaja datang kesana.

Menurut keterangan yang ada di Bale Gili, bangunan yang pertama kali dibuat yakni kolam Dirah yang berada disebelah selatan taman. Kolam ini diyakini memiliki kekuatan gaib. Dikolam berukuran 20x20 meter ini terdapat pelinggih yang diyakini stana Ida ratu Dirah. Kolam ini dibangun sekitar tahun 1901.

Pembangunan selanjutnya dilakukan saat pemerintahan raja AA Bagus Djelantik tahun 1909-1920. Bangunan yang dibangun jaman ini yakni kolam I disebelah barat dan kolam II disebelah timur, Bale Gili dan Bale Kapal. Selanjutnya pada tahun 1920-1937 dibangun Pura Manikam dan kolam Manikam disebelah utara taman. Pada tahun 1937-1976 barulah dibangun bale Warak yang berada dibarat laut Taman.

Dalam bangunan ini ada sebuah patung badak dengan dua tiang megah. Bangunan ini adalah monumen peringatan waktu karya Dewa Yadnya dan Maligia di Puri Agung, Kawan, Karangasem pada 6 Agustus 1937. Oleh ahli kebatinan, Bale Warak ini dijadikan tempat memohon keselamatan. Diareal bangunan ini juga ada sebuah patung Singamara dan bagian bawahnya patung lembu. Namun kondisi dilingkungan bangunan ini kurang terawat.

Beberapa bangunan penting lainnya yakni balai kambang disebelah selatan yang diperkirakan menjadi tempat berjamu raja, Balai Kapal yang lokasinya paling atas tanpa atap yang bangunannya merupakan kolaborasi dengan budaya local, Cina dan Belanda. Ada juga bale bundar, yang merupakan tempat raja bersemadi. Selanjutnya ada Bale Lunjuk dan bale panjang.

Tidak ada komentar: