Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Template

Powered by Blogger

SELAMAT DATANG DI KUBU JINGGA,BLOG YANG BERISI APA SAJA.

Kamis, 04 November 2010

Kerajinan Karangasem Kalah Bersaing

AMLAPURA—
Meski kalah bersaing dengan daerah lainnya, potensi kerajinan Karangasem mengalami peningkatan yang cukup pesat.

Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) Karangasem, Ni Ketut Puspa Kumari, SH, M.Si, kondisi ini disebabkan sebagian besar perajin Karangasem masih bergelut dengan kemiskinan. Akibatnya para perajin tidak mampu mengembangkan usaha dan selalu tergantung kepada pengepul yang sebagian besar berasal dari daerah lain. Harga oleh pengepul tidak jarang dimainkan sehingga harga jual kerajinan murah.

’’Bahan baku untuk membuat kerajinan juga masih disediakan pengepul dengan harga beli cukup tinggi, perajin hanya memperoleh upah kerja yang nilainya tidak sebanding sebanding dengan nilai seni yang dihasilkan,’’ujar Puspa Komari.

Meski demikian, kedepannya dia optimis kerajinan Karangasem akan menggeliat. Karena saat ini Pemkab Karangasem telah menciptakan kredit tanpa agunan bagi usaha mikro kecil menengah dan koperasi sehingga lebih mendorong kemampuan perajin dalam mengatasi permodalan. ’’Terobosan lain yang diperlukan adalah membangun sarana pasar seni khas produk Karangasem serta memperluas jaringan counter-counter seni kerajinan Karangasem di sentra-sentra wisata,’’jelasnya panjang lebar.

Selain itu, promosi didunia maya juga digencarkan oleh perajin kripik salak Sibetan dan pengrajin Mitra Fajar Tegallinggah, Karangasem. Kedepan, dia sangat yakin taraf kesejahteraan perajin akan terangkat dan kerajinan akan mencapai masa keemasannya.

Salah seorang perajin I Komang Sugiartha, ST mengatakan, keberadaan kerajinan Karangasem sangat potensial dinamis dan eksotis, namun upaya untuk mendukung melalui lembaga fasilitasi secara birokratis belum nampak. ’’Kondisi ini membuat kemunduran penanganan sektor riil khususnya kerajinan khas Karangasem. Kendati kebijakan untuk menyebarkan permodalan sudah dilakukan melalui KTA, namun sesungguhnya tantangan sektor riil dan kerajinan Karangasem bukan di sektor permodalan,’’katanya.

Kenyataannya kini kelemahan dunia kerajinan itu terhimpit ketiadaan apresiasi untuk terus menyokong perkembangannya. Meski ada penanganan selama ini baik pelatihan, insentif maupun pembinaan dan bantuan serta promosi masih terkesan tanggung dan setengah-setengah, belum menjawab tantangan sesungguhnya.

Menurutnya, sejumlah produk Karangasem seperti mete organik, kerajinan ata, anggrek organik, batu tabas maupun kerajinan lainnya masih perlu difasilitasi. Dia mencontoh pola pemasaran hasil kerajinan di pasar seni Sukawati, Guwang, Ubud dan pasar seni lainnya, Karangasem hendaknya dapat menampilkan diri lebih spesifik tidak persis sama dengan yang ada di daerah lain. ’’Inilah yang menuntut kiat kreatif pihak terkait agar tidak terlambat lagi mengantisipasi keadaan,’’jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Karangasem Ir. I Wayan Supandi, M.Si, menyambut positif gagasan membentuk koperasi kerajinan. Dia berjanji akan mempertemukan pihak terkait. Dia juga menyayangkan pengrajin selama ini masih banyak yang jalan sendiri-sendiri, sehingga tidak mampu bersaing. ’’Soal pasar seni, ini masih kami koordinasikan kepusat,’’katanya.dek.

Tidak ada komentar: