Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Template

Powered by Blogger

SELAMAT DATANG DI KUBU JINGGA,BLOG YANG BERISI APA SAJA.

Selasa, 14 Desember 2010

Tulisan Lontar Tenganan Disukai Wisatawan

AMLAPURA—
Desa wisata Tenganan Pageringsingan, Manggis yang berada tidak jauh dari pusat kota Amlapura selain terkenal memiliki berbagai budaya unik juga menjadi pusat penjualan berbagai cinderamata. Kios yang berada disekitar desa budaya tersebut banyak menawarkan hasil kerajinan baik kain Geringsing maupun berbagai kerajinan yang terbuat dari anyaman ata maupun lukisan diatas daun lontar.

Tidaklah mengherankan jika desa wisata yang terkenal dengan tradisi perang pandan (mageret pandan) ini banyak dikunjungi wisatawan baik domestic maupun mancanegara. Mereka datang untuk membeli oleh-oleh yang akan dibawa pulang kenegaranya. Tidak sedikit juga dari mereka yang datang hanya sekedar melihat-lihat.

Kerajinan lontar kerajinan lontar yang merupakan salah satu kerajinan khas di Tenganan akan banyak dijumpai disepanjang jalan ditengah perkampungan. Mereka bisa menyaksikan langsung pembuatan tulisan diatas daun lontar. Hasilnya berupa kalender, gambar, lukisan pulau Bali hingga tokoh dalam pewayangan bisa mereka lukiskan dalam lontar.

Menurut salah satu perajin tulisan diatas daun lontar I Waya Tumben, belum lama ini mengaku, kerajinan melukis diatas daun lontar mulai ada sekitar tahun 1960 yang dipelopori I Made Mudita Dnana. Namun dia sendiri mengaku menggeluti kerajinan lontar sekitar tahun 90-an silam.

Bahan baku untuk menulis didaun lontar didapatkannya dari pengepul yang datang ke Tenganan. Biasanya daun lontar yang dibeli adalah daun lontar yang sudah dikeringkan. ‘’Biasanya pengepul yang membawakannya kesini, namun jika kita sangat membutuhkan tidak jarang harus mencarinya sendiri,’’ujarnya.

Biasanya daun lontar tersebut didatangkan dari Tumbu, Padangkerta maupun Sidemen. Soal harga, ini tergantung dari ukuran lontar. Panjang ukuran yang biasa digunakan sekitar 30 hingga 40 cm.

Harga satu lembar daun lontar biasanya Rp. 4 ribu dengan panjang 40 cm, namun jika di Karangasem, harga daun lontar untuk ditulisi bisa mencapai Rp. 10 ribu perlembar. Untuk pewarna tulisan, biasanya menggunakan kemiri atau kacang tanah yang dibakar.

Bebagai lukisan yang dihasilkan berupa gambar Pulau Bali, kalender, balai Agung dan yang paling sulit dilukis adalah melukiskan wiracarita Ramayana. Harga jualnya yang paling murah Rp. 70 ribu dan termahal bisa mencapai Rp. 1 juta. ‘’Untuk komik nilai terendah Rp. 150 ribu,’’jelasnya.

Melihat maraknya kerajinan melukis daun lontar dibeberapa daerah lainnya, dia tidak merasa khawatir hasil kerajinannya dibajak. Karena menurutnya tidak mudah seseorang akan meniru hasil karya seseorang. Tiap goresan perajin memiliki perbedaan. Ditambahkan, membajak hasil kerajinan orang sama dengan belajar dari awal. Menurutnya, yang bisa dilakukan hanya mengembangkan motif saja.

Perajin lainnya I Made Rumbang mengaku, selama ini yang paling sulit dilukis diatas lontar adalah cerita Mahabarata dan Ramayana. ‘’Melukis wiracarita Ramayana dan Mahabarata yang paling sulit bisa memakan waktu hingga dua minggu,’’katanya.

Meski paling sulit dibuat, namun hasil lukisan wiracarita ini paling digemari oleh wisatawan. ‘’Selain itu lukisan Dewi Saraswati selama ini juga banyak diminati wisatawan untuk oleh-oleh dibawa kenegaranya,’’jelasnya.dek

Tidak ada komentar: