Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Template

Powered by Blogger

SELAMAT DATANG DI KUBU JINGGA,BLOG YANG BERISI APA SAJA.

Rabu, 24 Maret 2010

Direktur RS Se-Bali Teken MoU Klaim JKBM


AMLAPURA-
Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) selama tiga bulan kebelakang terkesan kurang luwes. Pasalnya, pelayanan JKBM selama ini hanya sesuai domisili seperti yang tertera dalam KTP. Dimana, pasien yang berasal dari Tabanan misalnya hanya mendapatkan pelayanan JKBM di RSUD Tabanan.

Guna menepis kesan tidak baik tersebut, semua Direktur rumah Kabupaten/Kota sakit se-Bali dikumpulkan di ruang Yudistira RSUD Karangasem untuk menandatangani MoU mengenai pelayanan lintas kabupaten/kota. ‘’Dengan penandatanganan ini, pasien JKBM bisa dirawat di RS manapun,’’ujar Kepala Dinas Propinsi Bali, dr. I Nyoman Sutedja M. Ph, Rabu (24/3) kemarin.

Terang Sutedja, mobilitas penduduk sangat tinggi. Warga Karangasem misalkan ada yang tinggal di Buleleng. Sehingga, ketika yang bersangkutan sakit bisa dirawat di RSUD Singaraja. ‘’Apa mesti sakitnya di Buleleng harus perawatannya di Karangasem,’’terang Sutedja.

Meskipun perawatannya diluar daerah asalnya, namun pembiayaannya tetap dibebankan pada RS asal domisilinya. ‘’MoU ini kita buat untuk memudahkan dan dijadikan dasar klaim,’’imbuhnya.

Meskipun persyaratan JKBM dibilang mudah, namun masyarakat masih banyak yang mengeluhkan. Hal ini tidak dibantah oleh Sutedja. Sehingga, sambil jalan pihaknya akan berusaha melakukan pembenahan pelayanan. Obat yang ditanggung pemerintah juga tidak semuanya.

Terkait dengan surat rujukan dari Puskesmas yang selama ini banyak diributkan menurutnya bukan untuk mempersulit pelayanan. Namun, rujukan ini untuk menghindari kroditnya pelayanan di rumah sakit.

Sementara itu, satu pasien asma asal Banjar Temega, Karangasem selama menjalani perawatan diruang kelas III RSUD Amlapura justru obatnya hampir semua tidak ditanggung. Menurut salah satu anak pasien, yang ditanggung oleh pihak RS hanya spait, masker dan perban. ‘’Semua obat justru bayar, katanya smua gratis kalau sudah masuk kelas III,’’ujarnya mempertanyakan ketimpangan tersebut.

Direktur RSUD Karangasem, dr. Parwata yang dikonfirmasi masalah tersebut mengaku sama sekali tidak tahu keluhan tersebut. ‘’Bisa saja, obat yang dibutuhkan pasien memang obat yang tidak ditanggung JKBM,’’kilahnya. Menurutnya, bila ada masalah seperti ini, pihaknya mengaku agar dokter yang menangani membicarakan sebelumnya kepada keluarga pasien. dek.

Tidak ada komentar: