Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Template

Powered by Blogger

SELAMAT DATANG DI KUBU JINGGA,BLOG YANG BERISI APA SAJA.

Selasa, 12 Oktober 2010

Nerang Masal Diikuti Puluhan Pawang Hujan


AMLAPURA—

Ritual nerang (menolak hujan) massal dilakukan warga Dusun Griyana Kangin, Desa Selat, Karangasem. Nerang massal ini diikuti oleh puluhan pawang hujan dan ribuan warga yang dilakukan dipura Puseh desa setempat.

Tidak kurang 2500 warga ikut dalam ritual nerang massal. Ritual yang bertujuan untuk menolak hujan yang turunnya salah waktu ini diawali dengan persembahyangan bersama. Setelah persembahyangan dilakukan, barulah pawang hujan yang datang dari berbagai daerah itu mulai mengadu kemampuannya untuk membendung hujan.

Cara mereka juga berbeda-beda tergantung kepercayaannya. Ada yang duduk bersemedi, ada juga yang menerawang langit sambil mulut komat-kamit membca mantera. Sarana yang digunakan juga berbeda, ada yang menggunakan Api Pasepan, Dupa dan berbagai jenis sesaji lainnya.

Berkat kerja keras pawang hujan dengan diiringi doa ribuan warga, selimut tebal yang sebelumnya menyelimuti kawasan Selat langsung berubah cerah. Kesan mistis sangat jelas saat upacara berlangsung.

Nerang massal di Pura Puseh Selat ini dikoordinir oleh Jero Mangku Mudayasa. Nerang massal ini dilakukan serangkaian dengan upacara labuh gentuh yang akan digelar. ‘’Pelaksanaan prosesi ini memang banyak tantangannya baik secara sekala maupun niskala. Tantangan terberat yang dirasakan yakni memecahkan awan yang bergumpal. Cuaca sangat buruk. Awan tebal menyelimuti sehingga sulit dipecahkan,’’ujarnya.

Panitia Karya Labuh Gentuh Ida Bagus Gede Suyasa mengatakan, upacara ini disebut upacara Tawur Labuh Gentuh Parisudha Bumi. Upacara ini digelar bertujuan mengucapkan terima kasih kepada alam berserta isinya. ‘’Hasil bumi banyak yang sudah kita nikmati selama ini sehingga kami merasa perlu mengucapkan terima kasih,’’jelasnya.

Upacara Labuh Gentuh yang digelar menggunakan sarana berupa berbagai macam hewan buruan diantaranya Ayam Manca, Kerbau, Bektu, Kijang, Lubak, Bebek Belang Kalung, dan berbagai jenis Angsa. Menurutnya upacara ini memang sudah sekian lama sudah tidak pernah lagi di gelar di Desa Adat Griyana Kangin.dek.

Tidak ada komentar: