Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Template

Powered by Blogger

SELAMAT DATANG DI KUBU JINGGA,BLOG YANG BERISI APA SAJA.

Minggu, 19 September 2010

Tradisi Syawalan dan Makam Keramat Datuk Mas Pakel

AMLAPURA—
Tradisi syawalan hingga kini masih dijalankan umat muslim dari sejumlah kampung Islam di Karangasem. Tradisi syawalan ini dilakukan disejumlah pantai. Sebelum melaksanakan tradisi Syawalan, umat Islam melakukan ibadah puasa Syawal selama tujuh hari penuh.

Salah satu pantai yang dijadikan tempat melaksanakan tradisi syawalan yakni pantai Ujung yang berada disebelah Timur taman Sukasada Ujung. Sejak Jumat (17/9) pantai Ujung sudah mulai diramaikan oleh umat Muslim. Uniknya tradisi ini, umat Musim datang kepantai dengan membawa ketupat bantalan.

Sebelum bersantap menu khas Lebaran Ketupat ini, warga Muslim terlebih dahulu melaksanakan ritual mandi di pantai untuk membersihkan diri.

Saat tradisi syawalan dengan menu ketupat lebaran ini dilaksanakan, umat Muslim yang datang juga menyempatkan diri mengunjungi makam Datuk Mas Pakel, atau yang dikenal dengan sebutan Sunan Mumbul. Oleh warga, makam yang terletak di bibir pantai ujung ini sangat dikeramatkan.

Menurut Rusnah, salah satu warga yang melakukan Syawalan dan menyempatkan diri mengunjungi makam tersebut mengaku, makan Sunan Mumbul sudah dikeramatkan sejak pemerintahan Raja Karangasem yang pertama. ‘’Datuk Mas Pakel atau yang dikenal dengan Sunan Mumbul merupakan anak salah satu Parekan (abdi) Raja Karangasem,’’ujar peziarah asal Segara Katon, Amlapura tersebut.

Cerita yang hingga kini hidup dalam masyarakat menyebutkan, Mas Pakel difitnah oleh abdi raja lainnya. Mas Pakel dikatakan akan membawa bencana bagi kerajaan sehingga harus dibunuh. Raja yang terpengaruh oleh laporan para abdinya langsung memerintah sejumlah patihnya agar membunuh anak tersebut.

Patih yang diperintah untuk membunuh langsung membawa anak tersebut kepantai Ujung. ‘’Begitu pedang diayunkan untuk membunuh Mas Pakel, tiba-tiba anak itu menghilang dan berlari keatas air,’’tutur Rusnah.

Setelah misinya gagal, para patih yang malu karena tidak berhasil membunuh Mas Pakel mencari cara agar dipercaya raja bahwa anak tersebut sudah tewas. Sehingga, muncul ide membunuh seekor anjing dan mengambil hatinya untuk dipersembahkan kepada Raja.

Setelah kejadian tersebut, selang beberapa hari kemudian, warga melihat kemunculan sinar terang ditempat Mas Pakel akan dibunuh. Tanah yang semula rata juga tiba-tiba meninggi dan membentuk gundukan layaknya seperti sebuah kuburan. Sehingga oleh warga disebut Sunan Mumbul.

‘’Sejak saat itu makam yang sudah dikeramatkan ini mulai ramai dikunjungi oleh peziarah, utamanya saat bulan Maulid dan saat Syawalan seperti sekarang ini,’’ujarnya.dek

Tidak ada komentar: