Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Template

Powered by Blogger

SELAMAT DATANG DI KUBU JINGGA,BLOG YANG BERISI APA SAJA.

Sabtu, 25 September 2010

Usaba Gumang, Jalanan Lumpuh


AMLAPURA—

Prosesi upacara Usabha Gumang yang berlangsung di Bukit Gumang, Sanghyang Ambu, Desa Adat Bugbug, Kecamatan Karangasem, memang fenomenal. Setiap kali berlangsung pujawali ditahun genap, sudah dipastikan jalur transportasi macet total alias lumpuh, mengingat ribuan kendaran roda dua dan mobil memenuhi area Bukit Sanghyang Ambu ditambah ribuan umat yang datang memedek.

Hal lain yang mewarnai pelaksanaan upacara kali ini yang berlangsung 21 September 2010 hingga 23 September 2010, saat Betara dari 4 Desa Adat yakni Bugbug, Bebandem, Jasri dan Ngis, turun ke Puncak Bukit Gumang dan melakukan prosesi upacara hingga malam, suasana di puncak Bukit Gumang tetap terang benderang tanpa hujan sedikitpun.

Namun di bawah bukit sekitar pukul 01.00 malam hujan lebat turun yang mengguyur pemedek hingga basah kuyup. Tanggal 22 September 2010 seluruh pretime yang diarak dengan jempana dari semua Desa Adat akan melakukan prosesi Mebiasa di Catus Pata Desa Adat Bugbug. Saat itu sekitar pukul 11.00 hingga pukul 13.00 jalur transprtasi bakal macet total. Saat itu Jempana Mesuuk untuk melakukan pertemuan sebagai simbol mekenak-kenak bertemu dengan semeton.

Prosesi awal Usabha Gumang sudah dimulai sejak pagi hari ditandai menyemutnya pemedek menuju puncak. Puluhan Polisi dan pecalang yang mengatur lalu lintas kewalahan menghadapi kndisi jalur Sanghyang Ambu yang dikanan kirinya sudah dipadati dengan parkir. Ratusan babi guling untuk persembahan acara Mepitn bagi keluarga-keluarga yang hendak maturan, ngantre untuk bisa mendekati areal Pura untuk mempersembahkan aturannya.

Menurut Prajuru Desa Adat Bugbug I Wayan Mas Suyasa, tradisi Mapinton yang berlangsung turun-temurun setiap kali pelaksanaan Usabha Gumang diyakini oleh semua krama Bugbug sebagai kesempatan memperoleh berkah keselamatan dan kerahayuan. ‘’Tradisi ini hingga kini masih dijalankan,’’ungkap Mas Suyasa.

Bagi krama Bugbug, mereka yakin terhadap keselamatan anaknya yang sudah Mapinton. Mapinton tidak hanya melibatkan krama di Desa Bugbug saja, tetapi juga diyakini krama Bugbug yang sudah kawin keluar, mereka tidak berani tidak melakukan Mapinton terhadap semua anaknya yang ditaati hingga kini. dek.

Tidak ada komentar: